Archive for 2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PIDATO USTAD CEPOT DENGAN JUDUL CERAMAH HORMATIN IBU MU

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PIDATO USTAD CEPOT DENGAN JUDUL CERAMAH HORMATIN IBU MU

Setelah saya analisis pidato ustad cepot terdapat beberapa kesalahan dalam menyampaikan ceramah agama dengan judul hormati ibumu dalam pidato tersebut ada beberapa terdapat kesalahan dalam mengunakan bahasa :

Bentuk tidak baku
Betol
Iyak
Hormatin
Bedah
Ibuk
Duluh
Nerakak
Bole
Nantik
Ayok
Berbicarak
Karna
Sedangkan bentuk baku yang terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

Bentuk baku
Betul
Hormati
Beda
Ibu
Boleh
Nanti
Ayo
Berbicara

Karena 

ANALISIS KESALAHAN PADA BLOGER MAHASISWA


ANALISIS KESALAHAN PADA BLOGER MAHASISWA

Disini saya menemukan beberapa kesalahan pada penulisan kata yaitu :
1.      Bentuk tidak baku

Prihal
Hay
Tak
Tau
Iklas
Kuatir
Silakan

Sedangkan bentuk bakunya yang terdapat dalam Kamus besar bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

2.      Bentuk baku

Perihal
Hai
Tidak
Tahu
Ikhlas
Khwatir
Silahkan



ANALISIS KESALAHAN PADA TATARAN WACANA WEBSITE UIR


ANALISIS KESALAHAN PADA TATARAN WACANA  WEBSITE UIR

Setelah saya analisis saya menemukan beberapa kesalahan pada website uir kesalahan pada penulisan kata yang saya temukan kesalahan nya adalah sebagai berikut :

1.      Kesalahan berbahasa atau penulisan kata  tataran wacana pada website uir
Bentuk tidak baku
Propesional
Sistim
Kratif
Cendratasik
Penjasrek
Korban
Antasias
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia bentuk bakunya adalah sebagai berikut :
Bentuk baku
Professional
Kreatif
System
Sendratasik
Penjaskesrek
Kurban
antusias



ANALISIS KESALAHAN BLOGER DOSEN BU ERMA WATI PADA MAKALAH SINTAKSIS

ANALISIS KESALAHAN BLOGER DOSEN BU ERMA WATI PADA MAKALAH SINTAKSIS BERDASARKAN SKRIPSI ANALISIS KALIMAT YANG DIGUNAKAN PADA IKLAN PENAWARAN DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI RIAU POS EDISI FEBRUARI

Setelah saya analisis terdapat kesalahan pada tataran semantik  pada makalah sintaksis kesalahannya sebagai berikut yang saya temukan :

1.      Kesalahan berbahasa tataran semantik

Kesalahan pengunaan kata :

Bentuk tidak baku

Intraksi
Desela
Betapah
Interogatif
Bermakah
Seponsor
Pkiran
Sekeripsi
periode

Pada kamus besar bahasa Indonesia kata yang baku adalah sebagai berikut :

Bentuk baku

Interaksi
Disela
Betapa
Introgasi
Benarkah
Sponsor
Pikiran
Skripsi
priode

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN HURUF BESAR ATAU HURUF KAPITAL PADA SKRIPSI DWI ANGGRAINI NPM ( 076410056 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN HURUF BESAR ATAU HURUF KAPITAL PADA SKRIPSI DWI ANGGRAINI NPM ( 076410056 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

·         Kesalahan penulisan kata  pada skripsi matematika setelah saya analisis , saya menemukan dua kesalahan dalam penulisan kata sebagai berikut :

Bentuk tidak baku
Merancang

Bentuk baku
Merancang

Bentuk tidak baku
Marancang

Bentuk baku

Merancang 

ANALISIS KESALAHAN DALAM BERPIDATO PRESIDEN SBY DALAM SILATURAHMI BIDIK MISI

ANALISIS KESALAHAN DALAM BERPIDATO PRESIDEN SBY DALAM SILATURAHMI BIDIK MISI

Setelah saya analisis berpidato bapak presiden SBY saya menemukan kesalahan berbahasa pada pidato penyampaian pengarahan pada bidik misi :

Bentuk tidak baku
Hormatin
Jangan sampek
Tok
Teriring doa
Menyataken
Sodara-sodara

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia bentuk bakunya sebagai berikut :

Bentuk baku
Hormati
Sampai
Tidak
Teriring
Saudara- saudara


FRASA ENDOSENTRIK



            NAMA : Susi wulandari
            Kelas : 5 C
            MK : Sintaksis bahasa Indonesia

Frase endosentrik dan eksosentrik
            1.Sekretaris nasional
2.Kuala lumpur
            3.Tiga hari
4.Narkoba internasional
5.Sriwijaya air lines
6.Narkotika internasional


           Frase endosentrik atributif

1.      Anak buahnya
2.      Dengan aspirasi public
3.      Petinggi Negara
4.      Seorang mentri
5.      Kawasan sepi penduduk
6.      Akan kami
7.      Perampasan sepeda motor
8.      Karyawan percetakan
9.      Kehilangan sepeda motornya
10.  Dekat taman pemakaman umum

Frasen endosentrik yang kordinatif

1.      Stadion utama riau jalan SM amin
2.      SM amin jalan arengka II
3.      Ketua umum partai persatuan pembangunan
4.      Rapat harian pengurus ppp
5.      Mentri mantan presiden
6.      Mantan wakil presiden
7.      Husli ramli Mp harahap
8.      Bukti idha Mp harahap
9.      Idha endi prastiono Mp harahap
10.  Kepala biro keuanggan


Frase endosentrik yang apositif
1.      Irjen sugeng datang ke kuala lumpur
2.      Dua anggota polda kalimantan barat yang ditangkap polris
3.      Kabupaten kubu raya Kalimantan barat
4.      Polda Kalimantan barat menetapkan akbp idha prastiono sebagai tersangka
5.      Mp harahap masih menunggu proses lanjutan atas penangkapan anggotanya.

ciri- ciri SPOK




spok menurut dua sumber atau dua ahli :
 
A. Subjek

Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk, (2) memperjelas makna, (3) menjadi pokok pikiran, (4) menegaskan makna, (5) memperjelas pikiran ungkapan, dan (6) membentuk kesatuan pikiran.

Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.

B. Predikat

Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan.

Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifatm atau bilangan.

C. Objek

Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2) memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.

Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.

D. Keterangan

Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.

Ciri-ciri keterangan:
1. bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap.
2. tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa).

Sumber: Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Grasindo

a. Subjek (S)

Subjek adalah unsur kalimat yang menunjukkan pelaku. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat.

Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.

b. Predikat (P)

Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu subjek melakukan apa atau subjek dalam keadaan bagaimana. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau ajektiva, tetapi Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifatm atau bilangan.

c. Objek (O)

Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan.

Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.

d. Pelengkap (Pel)

Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Letaknya umumnya di belakang predikat. Antara Obyek dan Pelengkap terdapat perbedaan. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif.

Ciri-ciri Pelengkap :
1. Tidak bisa menjadi subjek jika dipasifkan
2.. Berada langsung dibelakang predikat jika unsur objek tidak ada, dan dibelakang objek jika objek ada
3. Predikatnya berawalan ber-

e. Keterangan (K)

Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di mana saja.

Ciri-ciri keterangan:
1. bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap.
2. tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa).

Pola Kalimat Dasar


Dalam tata bahasa Indonesia, kalimat memiliki pola-pola dasar yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk kalimat. Pola kalimat yang paling dasar adalah S-P, meskipun ada yang hanya berpola P. Sedangkan pola yang umum kita jumpai dan kita gunakan adalah S-P-O-K dan yang paling kompleks adalah kalimat berpola S-P-O-Pel-K. Berikut ini adalah pola-pola dasar pada kalimat

1. S-P : Adik menangis
2. S-P-O : Rezah membaca buku
3. S-P-Pel : Rezah berlatih karate
4. S-P-K : Saya tinggal di Jakarta.
5. S-P-O-Pel : Kakak memberikan adik hadiah
6. S-P-O-K : Ibu memasak nasi di dapur
7. S-P-O-Pel-K : Rezah mengajarkan adik matematika di rumah





Sumber :
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/pengertian-kalimat.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
http://sasindo2010uns.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-subjek-predikat-objek-dan.html

- Copyright © Susi wulandari - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -